Syarat Tumbuh Tanaman Sawi
Syarat tumbuh tanaman sawi
dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut :
1. Iklim
Tanaman sawi tidak cocok
dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara
150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di
atas 200 C tidak akan berbunga.
2. Ketinggian Tempat
Di daerah pegunungan yang
tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah
rendah tak bisa bertelur.
3. Tanah
Tanaman sawi tumbuh dengan
baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992).
Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak
mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik.
Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984).
Teknik Budidaya Tanaman Sawi
1. Pengadaan benih
Benih merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap
hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil.
Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat
kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik,
seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air,
suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih
harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang
kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu,
misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70
hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan
dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan
benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat
dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam.
Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal
menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat
sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik
(Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan
harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko
pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih
dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian
(Anonim, 2007). 2. Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah
digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar,
sehingga pertukaran udara di dalam tanah menjadi
baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar
tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu,
dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap
zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah
yang mempunyai syaratsyarat di bawah ini :
a. Tanah harus gembur sampai
cukup dalam.
b. Di dalam tanah tidak boleh
banyak batu.
c. Air dalam tanah mudah meresap
ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat.
d. Dalam musim hujan, air harus
mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik.
Tujuan pembuatan bedengan dalam
budidaya tanaman sayuran adalah :
a. Memudahkan pembuangan air
hujan, melalui selokan.
b. Memudahkan meresapnya air
hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah.
c. Memudahkan pemeliharaan,
karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan
d. Menghindarkan
terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar,
1983 ).
3. Penanaman
Pada penanaman yang benihnya
langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah :
a. Supaya keadaan tanah tetap lembab
dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus
diairi terlebih dahulu.
b. Tanah diaduk (dihaluskan),
rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara
merata.
c. Setelah disebarkan, benih tersebut
ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus.
d. Kemudian disiram sampai
merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK,
1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 – 4 Minggu sejak
benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan
penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap
dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada
akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim
kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984).
4. Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan dalam budidaya
tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan,
serta pemupukan susulan.
a. Penjarangan tanaman
Penanaman sawi tanpa melalui
tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat
tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan
menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu
rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam
tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil
yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya
dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik
dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995).
b. Penyiangan dan pembumbunan
Biasanya setelah turun hujan, tanah
di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil
menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar
yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan
ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan
tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman
perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar
yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari,
setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika
tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan.
Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman
tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ).
c. Pemupukan
Setelah tanaman tumbuh baik,
kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang
akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang
baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian
Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan
yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air,
lalu disiramkan pada bedeng
penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995).
penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995).
Jenis-jenis unsur yag diperlukan
tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau
rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain
dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan
unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti
menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama
dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga
demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek
yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya,
entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang
dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organic memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998).
dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organic memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998).
5. Pengendalian hama dan penyakit
Hama yang sering menyerang
tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman
perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu
penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20
hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim,
2007). OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta
vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia
binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.).
Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitata merupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hama C. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995).
Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitata merupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hama C. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995).
6. Pemanenan
Tanaman sawi dapat dipetik
hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen
sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian
batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu
per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,
2007).
Sumber : https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/22709/NDc4NDE=/Budidaya-Tanaman-Sawi-Brassica-JunceaL-abstrak.pdf
0 comments:
Posting Komentar