PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI CAISIM (Brassica juncea L.) SECARA HIDROPONIK PADA MEDIA PUPUK ORGANIK CAIR DARI KOTORAN KELINCI DAN KOTORAN KAMBING


PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI CAISIM

(Brassica juncea L.) SECARA HIDROPONIK PADA MEDIA
PUPUK ORGANIK CAIR DARI KOTORAN KELINCI DAN
KOTORAN KAMBING
PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
AMITASARI
A 420 120 101
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016


PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI CAISIM
(
Brassica juncea L.) SECARA HIDROPONIK PADA MEDIA
PUPUK ORGANIK CAIR DARI KOTORAN KELINCI DAN
KOTORAN KAMBING
AbstrakPupuk organik yang umum digunakan untuk tanaman adalah kotoran kambing. Kotoran
hewan ternak lainnya yang memiliki potensi sebagai pupuk organik yang belum
dimanfaatkan adalah kotoran kelinci. Produksi sawi mengalami penurunan setiap tahun,
dikarenakan semakin berkurangnya lahan dan cara budidaya sawi yang kurang maksimal,
maka diperlukan cara budidaya sawi yang efisien dan pupuk yang tepat yaitu hidroponik
menggunakan pupuk organik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pertumbuhan sawi caisim secara hidroponik pada media pupuk organik cair dari kotoran
kelinci dan kotoran kambing. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Green House
Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu perlakuan pupuk
organik cair kotoran kelinci 500 ml dan pupuk organik cair kotoran kambing 500 ml.
Data di analisis dengan analisis deskriptif menunjukkan bahwa perlakuan media pupuk
cair kotoran kelinci maupun kotoran kambing memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan tinggi batanng dan jumlah daun. Perlakuan terbaik untuk tinggi batang
adalah P2 (pupuk cair kotoran kambing 500 ml) yaitu 1,3 cm, sedangkan perlakuan
terbaik untuk jumlah daun adalah P1 (konsentrasi pupuk cair kotoran kelinci 500 ml)
yaitu 5 daun.
Kata Kunci: pupuk organik cair, kotoran kelinci, kotoran kambing, sawi caisimAbstractsMustard is a vegetable that is widely cultivated because it contains many nutrients and
benefits. Mustard production has decreased every year, due to the lack of area and how
crops are grown less than the maximum, it would require an efficient way of cultivatting
plants and hydroponic fertilizer is appropriate to use organic fertilizers. The purpose of
this study was to determine the growth caisim mustard with the addition of liquid
organic fertilizer from rabbit droppings and goat manure with hydroponics. This study
was conducted in Laboratory Green House Biology Education Teacher Training and
Science Faculity Education Muhammadiyah University of Surakarta. The method used in
the study is an experimental method using a completely randomized design (CRD)
faktorial pattern consist of one factor, namely the treatment of liquid organic fertilizer
rabbit droppings with a concentration of 25% (250 ml), 50% (500 ml), 75% (750 ml) and
liquid organic fertilizer goat manure with a concentration of 25% (250 ml), 50% (500
ml), 75% (750 ml). Analyzed data with non parametric test of Kruskal-Wallis test and
Post Hoc Test continued to see their influence among the treatments. Based on the
results of the analysis using non parametric test test of Kruskal-Wallis test and Post Hoc
Test showed that the concentration of liquid organic fertilizer rabbit droppings and goat
manure to give effect to the growth of rod height and number of leaves. The best
treatments of rod height is B
3 (concentration liquid fertilizer goat manure 75%) that is
1,5 cm, while The best treatments number of leaves is K
2 (concentration liquid fertilizer
rabbit droppings 50%) that is 5 leaves.
1. PENDAHULUANIndonesia merupakan negara agraris yanng sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani
sayuran. Kebutuhan pupuk untuk pertanian semakin banyak sebanding dengan produksi pupuk dan
mahalnya harga pupuk. Oleh karena itu, perlu diadakannya solusi untuk mengatasi kendala tersebut
yaitu dengan menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang. Pupuk kandang yang umum
digunakan petani untuk tanaman yaitu kotoran kambing dan kotoran ayam. Kotoran hewan lainnya
yang memiliki potensi sebagai pupuk organik dan belum dimanfaatkan adalah kotoran kelinci. Kotoran
kelinci merupakan sumber pupuk kandang yang baik karena mengandung unsur hara N, P, dan K yang
cukup baik untuk kesuburan tanaman. Di dalam kotoran kelinci mengandung unsur hara seperti N
2.62%, P 2.48%, K 1.86%, Mg 0.49%, Ca 2.08%, dan S 0.36% (Sajimin, 2005).
Pada umunya petani melakukan budidaya tanaman secara konvensional akan tetapi seiring
dengan berkembangnya zaman, cara budidaya seperti ini kurang efisien dan efektif. Hal ini dikarenakan
budidaya sawi secara konvensional menggunakan tanah sebagai media tanam sehingga membutuhkan
lahan pertanian yang luas, padahal kondisi saat ini ketersediaan lahan semakin terbatas seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk.
Budidaya tanaman secara hidroponik memiliki beberapa keuntungan yaitu pertumbuhan
tanaman dapat dikontrol, tanaman yang diproduksi lebih berkualitas, tanaman jarang terserang hama
penyakit, pemberian larutan unsur hara lebih efektif dan efisien karena dapat disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman tersebut, dapat diusahakan terus menerus tidak tergantung musim, dan dapat
diterapkan pada lahan sempit. Menurut Hartus (2008) dalam penelitian Wibowo (2013), bahwa
pemeliharaan tanaman hidroponik lebih mudah, media tanamnya steril, serangan hama dan penyakit
relatif kecil, dan produktivitas tanaman yang dihasilkan lebih tinggi.
Pada budidaya hidroponik, faktor penting yang harus diperhatikan untuk memperoleh hasil
pertumbuhan tanaman yang optimal adalah kebutuhan nutrisi untuk tanaman harus terpenuhi. Selama
ini salah satu sumber nutrisi yang digunakan dalam budidaya hidroponik adalah dengan menggunakan
pupuk dan umumnya menggunakan pupuk anorganik salah satunya adalah larutan nutrisi AB mix.
Pupuk tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman akan tetapi, apabila digunakan terus
menerus akan berdampak negatif, tidak ramah lingkungan dan harga relatif mahal (Nugraha, 2015).
Kandungan unsur hara dalam 5000 g larutan nutrisi AB mix yaitu Ca (NO
3)2 1100 g, K (NO3)2 530 g,
Fe 86 g, dan MgSO
4 4,2 g (Mairusmianti, 2011).
Inovasi penggunaan pupuk yang tidak memiliki efek samping berbahaya dan memiliki
kandungan unsur hara N misalnya, pupuk organik yaitu pupuk kandang. Menurut Sitompul (2014), hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa pemberian pupuk kandang kelinci berpengaruh nyata untuk meningkatkan tinggi tanaman, total luas, dan bobot kering tajuk dengan dosis terbaik sementara untuk masing-masing parameter 150 g (K3) Dalam penelitian ini memilih tanaman sawi caisim dikarenakan pertumbuhannya cukup mudah. Sawi dapat tumbuh baik di tempat yang beriklim panas maupun beriklim dingin sehingga dapat dibudidayakan di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah dan umur panennya cukup pendek yaitu dapat dipanen pada umur 40-50 hari setelah ditanam (Edi, 2010). Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka akan dilakukan penelitian dengan judul
“Pertumbuhan Tanaman Sawi Caisim (Brassica juncea L.) Secara Hidroponik
Pada Media Pupuk Organik Cair Dari Kotoran Kelinci dan Kotoran Kambing”. 2. METODE 
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Green House Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, dilakukan pada tanggal 5 Januari sampai 24 Februari 2016.
------------------------------------------------------Continoue--------------------------------------------------------

Continou reading click here
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :

0 comments:

Posting Komentar