9 Macam Teknik Tanaman Hidroponik

Hidroponik adalah budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah untuk tumbuh dan berkembang namun lebih menekankan pada pemenuhan kebutuhan air nutrisi. Kebutuhan air pada tanaman hidroponik lebih sedikit dibanding budidaya tanaman dengan tanah. Hidroponik menggunakan air nutrisi juga lebih efisien dan hemat tempat, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas dan memiliki lahan yang sempit. Berdasarkan teknis nya ada 9 cara penanaman yang dapat Anda gunakan untuk memulai budidaya tanaman hidroponik. Ke-sembilan teknik ini memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Untuk memilih teknik yang sesuai dengan minat Anda, berikut ini penjelasan mengenai ke-9 teknik berkebun hidroponik.

Macam-macam Teknik Tanaman Hidroponik

1. Sistem Sumbu (Wick System)






Sistem wick atau sumbu adalah sistem yang sangat mudah di aplikasikan bagi siapapun, cara kerja Wick systemyaitu dengan memanfaatkan sumbu atau kain flanel yang menghubungkan antara larutan nutrisi dengan media tanam. Sehingga sumbu tersebut akan memanfaatkan kapilaritas sebagai media yang terbasahi oleh sumbu untuk megalirkan air nutrisi. 

2. Sistem Hidroponik Aktif (Water Culture System)







Sistem water culture atau sistem kultur air statis merupakan sistem yang sangat sederhana dengan cara menggenangi tanaman. Papan sebagai tempat menaruh tanaman biasanya berbahan styrofoam yang berfungsi untuk menahan tanaman agar mengapung. Selain itu, pompa air akan menyuplai udara ke airstone yang membuat gelembung udara pada larutan nutrisi yang kemudian memberikan suplai oksigen pada akar tanaman. Sistem ini dapat diterapkan untuk tanaman yang biasa terkena banyak air dan akar yang tenggelam seperti bayam.

3. Continuous-flow solution culture
·         NFT Sistem (Nutrient Film Technique)







NFT sistem adalah cara budidaya hidroponik dengan membagikan air nutrisi pada tanaman melalui aliran air yang tipis. Nutrisi dibuat terus-menerus bersirkulasi. Pada bagian akar tanaman tidak semua terendam di dalam air nutrisi, sehingga akar yang tidak terendam air tersebut diharapkan mampu mengambil oksigen untuk pertumbuhan tanamannya
·         DFT Sistem (Deep Flow Technique)







DFT sistem adalah cara menanam tanaman dengan mensirkulasikan larutan nutrisi tanaman secara terus-menerus selama 24 jam pada rangkaian aliran tertutup. Larutan nutrisi tanaman di dalam tangki dipompa oleh pompa air menuju bak penanaman melalui jaringan irigasi pipa, kemudian larutan nutrisi tanaman di dalam bak penanaman dialirkan kembali menuju tangki.
Perbedaan NFT sistem dengan DFT sistem
DFT sistem yang prinsip kerja nya hampir sama dengan sistem NFT perbedannya hanya pada kedalaman air nutrisi, pada hidroponik DFT air yang dialirkan dalam pipa lebih dalam, sekitar 1/2 atau 1/4 dari bagian pipa. Artinya ada air yang tergenang dalam pipa tidak seperti NFT yang semua air nutrisinya selalu mengalir, tidak tergenang.

4. Drip Sistem

Drip sistem atau sistem tetes. Sistem ini termasuk teknik tanaman hidroponik dengan tetesan air yang dilakukan secara terus-menerus. Sistem ini membutuhkan energi listrik dan pompa. Tanaman mendapatkan nutrisi dari setiap tetesan yang ada. Sehingga tanaman tidak menggenang air maupun tidak mengalami kekeringan. Waktu atau timer juga digunakan dalam tetesan ini, sehingga lebih efektif untuk anda yang sibuk atau tidak sempat memberikan air nutrisi.

5. Sistem Pasang Surut (Ebb and Flow System)






Sistem pasang surut atau disebut Ebb and Flow System. Pada sistem hidroponik ini, tanaman mendapatkan air, oksigen dan nutrisi dari pemompaan bak penampungan yang dipasang ke media dengan menggunakan selang. Selang akan surut pada waktu tertentu dan akan naik sehingga menggenang pada waktu tertentu. Dalam hal ini timer tetap digunakan sebagai pengatur.

6. Aeroponik Sistem







Aeroponik merupakan salah satu sistem hidroponik yang memiliki oksigenasi yang tinggi karena menggunakan butiran kabut halus untuk menghasilkan banyak energi. Sistem ini banyak digunakan oleh balai penelitian dan mahasiswa pertanian. Cara ini sangat bermanfaat dan tidak menggunakan tanah sama sekali. Prinsip kerja air dan nutrisi yang diserap tanaman sedemikian rupa dan akar tanaman menggantung. Selain itu tanaman menyerap nutrisi yang berbentuk kecil dan serupa dengan kabut. Maka sistem ini membutuhkan nozzle atau selang penyebar.

7. Bubbleponics (Sistem Gelembung)

Metode tanaman hidroponik yang dikenal sebagai Deep Water Culture yaitu menumbuhkan tanaman secara mengambang diatas larutan nutrisi. Tanaman ditahan menggunakan jaring dengan akar tanaman didalam air. Larutan nutrisi aliri gelembung udara yang memperkaya oksigen dalam larutan yang berguna bagi akar untuk tumbuh. Pada masa awal pertumbuhan akar, larutan nutrisi dipompakan melalui pembentuk gelembung untuk memperkaya kandungan oksigen didalam larutan yang terbukti membantu pertumbuhan akar dari tanaman. Inilah yang dikenal sebagai metode Bubbleponic.

8. Sistem Fertigasi






Sistem fertigasi tanaman hidroponik adalah teknik aplikasi yang menggunakan unsur hara melalui sistem irigasi. Fertigasi merupakan singkatan dari fertilisasi atau (pemupukan) dan irigasi. Dalam menggunakan teknik fertigasi biaya untuk pemupukan dapat dikurangi, karena pupuk diberikan bersamaan dengan penyiraman. Selain itu, peningkatan efisiensi penggunaan unsur hara karena pupuk diberikan dalam jumlah sedikit tetapi kontinyu; serta mengurangi kehilangan unsur hara (khususnya nitrogen) akibat ‘leaching’ atau pencucian dan denitrifikasi (kehilangan nitrogen akibat perubahan menjadi gas).

9. Bioponic
Metode tanam bioponik merupakan metode budidaya tanaman hybrid yang menggabungkan antara sistem tanam hidroponik dengan sistem pertanian organik. Metode ini ditemukan untuk mengatasi masalah-masalah dan menggabungkan keuntungan dari dua metode tanam tersebut. Jadi, metode bioponik adalah sistem hidroponik yang menggunakan nutrisi organik yang berasal dari bahan-bahan alami.

Sumber : http://www.kebunbunga.net/9-macam-teknik-tanaman-hidroponik/

Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :

0 comments:

Posting Komentar