1.
Kesuburan
tanah.
Kesuburan tanah dapat
dilihat dari kondisi fisik, kimia maupun bilogi tanah
A. Faktor fisik
ditetukan dengan keadaan
tanah yang gembur dan subur, untuk menggemburkan tanah tersebut perlu dilakukan
pembalikan tanah, baik cara dicangkul atau
di bajak, Pencangkulan atau pembajakan akan memberikan dampak terhadap aerasi
di dalam tanah sehingga jasad renik akan dapat bertahan hidup di dalam tanah,
air mudah meresap , bibit penyakit dan hama serta gulma mati karena adanya
proses pembalikan tanah.
B. Faktor kimia
Kebutuhan unsure hara setiap tanaman
berbeda-beda. Kebutuhan unsure hara dapat digolongkan menjadi 3 bagian yaitu 1.
Unsur makro, unsure yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang banyak,
contohnya N,P, K, C, H dan O. 2. Unsur hara madya yaitu unsure C.
2.
Derajat keasaman (pH) tanah
Budidaya tanaman sangat erat
kaitannya dengan media/tempat tumbuh dari suatu tanaman yang diusahakan.
Sebelum dilakukan penanaman sayuran perlu dilakukan analisis tanah agar
diketahui tingat keasaman dari media yang akan dipergunakan. Untuk mengetahui
atau mengukur tingkat keasaman dapat dipergunakan pH meter atau kertas pH.
Reaksi tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman pada umumnya mempunyai pH
sekitar 6,5 karena pada pH netral tersebut jasad renik dalam tanah akan hidup
subur. Ada beberapa kandungan unsure hara yang terdapat pada jenis tanah netral
diantaranya adalah unur Kalium, Magnesium, Kalsium dan Molibdin. Unsur Molibbdium
ini banyak tersedia dan mudah diserap oleh tanaman. Reaksi tanah yang baik
untuk pertumbuhan tanaman pada umumnya mempunyai pH sekitar 6,5, karena pada pH
yang demikian jasad renik dalam tanah hidup subur Tanah di Indonesia pada
umummnya memiliki pH yang rendah termasuk di Propinsi Riau, untuk itu perlu dinetralkan
dengan pemberian kapur dolomit atau kapur bangunan yang telah mati. Pada Tabel
2 dapat dilihat bahwa untuk meningkakan pH dari 4,0 menjadi 6,5 diperlukan kapur
sebanyak 10,24 t dolomit/ha dan untuk menaikkan pH dari 5,00 menjadi 6,50 diperlukan
kapur dolomit sebanyak 5,49 t/ha (Pracaya 2002).
3. Jenis Sayuran
Setiap
jenis tanaman berbeda-beda cara penangananya, untuk memulai cara bercocok tanam
secara organic kita perlu kiranya mengetahui jenis tanaman yang akan diusahakan
karena ada tanaman yang sangat peka terhadap pH rendah, dan pH tinggi atau
normal. Untuk tanaman bayam, bawang merah, kapri, kara, kubis bunga, selada, selederi,
wortel, bit, asparagus cocok ditanam pada tanah yang mempunyai pH antara
6,0-6,8, sedangkan untuk tanaman Buncis, kubis, mentimun, cabai, labu, jagung
dan tomat cocok ditanam pada tanah yang mempunyai pH 5,5 – 6,8, untuk jenis
tanaman kentang cocok ditanam pada tanah yang mempunyai pH tingkat kemasaman
yang lebih tinggi yaitu 4,5-5,4.
4.
Faktor
Biologi
Tanah yang baik dan subur
adalah tanah yang banyak mengandung bahan organic dan jasad hidup baik
makroorganisme maupun mikroorganisme, dimana jasad-jasad renik ini seperti
bakteri, cendawan, protozoa, amuba, semut dan cacing tanah akan menghancurkan
bahan organik yang telah mati seperti rontokan daun, jerami, sekam, batang
pisang, batang jagung, ampas kelapa, tebu, sampah organik kota, rumah tangga dll.
5.
Iklim
Faktor iklim merupakan
faktor penunjang dalam pertumbuhan tanaman, sinar matahari diperlukan oleh
tanaman untuk proses fotosintesa. Tanpa sinar matahari tanaman akan menjadi
lemah pucat dan kerdil dan akhirnya mati, benih yang baru tumbuh apabila
kekurangan sinar matahari akan menjadi kurus, memanjang dan pucat, setiap
tanaman berbeda kebutuhan intensitas sinar matahari ada yang banyak dan ada yang
sedikit contoh tanaman sayuran yang menghasilkan bunga dan buah memerlukan intensitas
cahaya yang lebih banyak sedangkan tanaman sayuran yang menghasilkan daun butuh
intensitas sinar matahari sedikit. Begitu juga dengan suhu udara, hujan, kelembaban
dan angin.
6.
Benih
Faktor yang paling penting
diantara keempat faktor yang lain tentang keadaan benih, Benih yang tidak
berkualitas pertumbuhan dan produksi tidak normal. Benih yang baik adalah
dicirikan dengan benih yang dapat berkecambah dengan normal, berasal dari tanaman
yang cukup tua, daya kecambah minimal 80 %, biji kering, bebas dari hama/penyakit,
dan tidak tercemar pestisida dan zat kimia baik langsung maupun tidak langsung.
http://kepri.litbang.pertanian.go.id/new/images/pdf/TITBPTP.pdf
0 comments:
Posting Komentar